Jumat, 12 Agustus 2011

Pelaksanaan ToT Model Pembelajaran Abad 21

Sebagai tindak lanjut atas Nota Kesepahaman Bersama antara Dinas Dikpora Provinsi DIY , LPMP Yogyakarta dan INTEL Corporation Indonesia, akan diselenggarakan Training of Trainer (ToT) untuk Model Pembelajaran Abad 21.

Sasaran kegiatan ToT Model Pembelajaran Abad 21 ini yaitu guru-guru sekolah tingkat dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang memiliki kemampuan dasar komputer (aplikasi pengolah kata, lembar sebar, presentasi/multimedia dan internet).

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 8 s.d. 13 Agustus 2011 yang bertempat di ICT Training Center Dinas Dikpora Prov. D.I.Yogyakarta yang berlokasi di BLPT Yogyakarta, Jalan Kyai Mojo Yogyakarta dengan jumlah peserta untuk jenjang SD sejumlah 30 peserta dan SMP sejumlah 30 peserta. ToT Model Pembelajaran Abad 21 ini diampu oleh para Senior Trainner (ST) INTEL Teach dari INTEL Education Indonesia dan LPMP D.I.Yogyakarta.

Pada pelatihan ini membahas tentang pengembangan model pembelajaran abad 21 melalui pendekatan Pembelajaran Berbasia Proyek yang salah satu upaya membangun siswa agar memiliki keterampilan abad 21 merupakan suatu tantangan tersendiri. Paradigma pembelajaran lama sudah tidak bisa lagi dipertahankan. Paradigma pendidikan modern yang lebih bersifat student-centered dan constructive learning sebaiknya segera dilakukan mulai saat ini, mulai dari hal yang kecil/sederhana. Paradigma pembelajaran konvensional berubah. Pembelajaran berpusat pada guru, berubah menjadi pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mengkonstruk sendiri pengetahuannya, belajar melalui penemuannya dan siswa dapat menentukan sendiri tingkat capaian pembelajarannya. Peran guru berkembang menjadi fasilitator. Memfasilitasi siswa untuk melakukan pembelajaran. Guru lebih banyak menyiapkan alat bantu (scaffolding) bagi proses pembelajaran, dan memastikan bahwa standar tercapai. Mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat tergantung dari ketrampilan dan kemampuan guru dalam mengelola dan memilih metode pembelajaran yang tepat bagi anak didiknya.

Kurikulum dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning). Hal ini sesuai dengan tuntutan dunia masa depan anak yang harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar (thinking and learning skils). Kecakapan-kecakapan tersebut diantaranya adalah kecakapan memecahkan masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking), kolaborasi, dan kecakapan berkomunikasi. Semua kecakapan ini bisa dimiliki oleh siswa. Guru mengembangkan rencana pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang menantang siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Kegiatan yang mendorong siswa untuk bekerja sama dan berkomunikasi harus tampak dalam setiap rencana pembelajaran yang dibuatnya.


Selain pendekatan pembelajaran, siswa pun harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kecakapannya dalam menguasai teknologi informasi dan komunikasi - khususnya komputer. Literasi teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu kemampuan untuk menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran untuk mencapai kecakapan berpikir dan belajar siswa. Kegiatan-kegiatan yang harus disiapkan oleh guru adalah kegiatan yang memberikan kesempatan pada siswa untuk menggunakan teknologi komputer untuk melatih keterampilan berpikir kritisnya dalam memecahkan masalah melalui kolaborasi dan komunikasi dengan teman sejawat, guru-guru, ahli atau orang lain yang memiliki minat yang sama.


                                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar